BPDP Gandeng Bapeltan Jambi Tingkatkan Keterampilan Pekebun Sawit Melalui Pelatihan Pemetaan Lahan

Palembang, 12 September 2025 – Untuk mendorong pengelolaan kebun sawit rakyat yang lebih modern dan berkelanjutan, Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) bersama Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Jambi melaksanakan pelatihan khusus bagi para pekebun. Fokus kegiatan ini adalah membekali peserta dengan kemampuan pemetaan lahan yang akurat dan berbasis teknologi.

Pelatihan diikuti oleh pekebun dari sejumlah kabupaten penghasil sawit di Sumatera Selatan khususnya Musi Banyuasin. Mereka dilatih mengenali pentingnya data spasial, cara membaca titik koordinat, hingga penggunaan aplikasi digital sederhana untuk pemetaan kebun.

Menjawab Tantangan di Tingkat Pekebun

Kepala Bapeltan Jambi Sugeng Mulyono menyebutkan bahwa banyak pekebun selama ini masih mengandalkan perkiraan dalam mengukur luas lahan. “Akibatnya, rencana peremajaan, perhitungan produksi, bahkan pengajuan program pemerintah sering terkendala. Dengan adanya pemetaan, data kebun menjadi lebih jelas dan bisa dipertanggungjawabkan,” ujarnya.

Ia menambahkan, keterampilan ini akan membantu pekebun lebih percaya diri saat berhadapan dengan pihak perbankan maupun lembaga pembiayaan.

Komitmen BPDP

Menurut perwakilan BPDP Suhari, peningkatan kapasitas SDM menjadi prioritas selain dukungan dana peremajaan sawit rakyat. “Kami ingin petani tidak hanya memiliki kebun, tapi juga memiliki kemampuan mengelolanya secara profesional. Pemetaan adalah pintu masuk menuju tata kelola perkebunan yang lebih baik,” jelasnya.

Ia menekankan, di era perdagangan global, aspek keberlanjutan menjadi tuntutan utama. “Tanpa data spasial, sulit membuktikan keterlacakan dan transparansi kebun rakyat. Karena itu, program pelatihan ini sangat strategis,” tambahnya.

Belajar Melalui Praktik

Para peserta tidak hanya menerima materi di kelas, tetapi juga melakukan praktik langsung di lapangan. Mereka diajarkan mengukur lahan dengan GPS, menggambar batas wilayah kebun, dan memindahkan data ke dalam sistem pemetaan.

Fasilitator Dinas Perkebunan Provinsi Jambi Anza menyampaikan bahwa dengan keterampilan ini pekebun bisa menghindari persoalan yang sering muncul, seperti tumpang tindih lahan dan konflik batas. “Selain mendukung produktivitas, pemetaan juga membantu menjaga hubungan sosial antarpetani,” katanya.

Suara Pekebun

Banyak peserta merasa pelatihan ini membuka wawasan baru. “Saya baru tahu cara menggunakan aplikasi pemetaan. Sekarang saya bisa tahu persis berapa hektare kebun saya. Ini penting untuk program peremajaan,” tutur Astarhim, pekebun dari Kabupaten Plakat Jaya.

Sementara itu, Wiwid, pekebun asal Sungai Lilin, menilai bahwa pemetaan juga dapat membantu meningkatkan nilai jual hasil panen. “Dengan peta yang jelas, kebun kami lebih dipercaya dan punya kesempatan lebih besar masuk ke pasar yang menuntut keberlanjutan,” ujarnya.

Arah Pengembangan ke Depan

BPDP dan Bapeltan Jambi berencana memperluas cakupan program serupa di masa mendatang. Tidak hanya pemetaan, pelatihan juga akan merambah bidang lain seperti manajemen usaha tani, pengelolaan keuangan pekebun, hingga pemanfaatan teknologi pascapanen.

“Target kami, petani sawit rakyat mampu mengelola kebunnya dengan prinsip efisiensi dan keberlanjutan, sehingga benar-benar sejahtera di masa depan,” tutup Kepala Bapeltan Jambi.