BPDP dan Bapeltan Jambi Latih Pekebun Sumatera Selatan

Palembang, 13 September — Upaya meningkatkan kapasitas pekebun kelapa sawit rakyat terus mendapat perhatian serius. Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) bersama Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Jambi mengadakan pelatihan di Sumatera Selatan yang berfokus pada pengelolaan sarana dan prasarana kebun serta pemetaan lahan menggunakan teknologi modern.

Pelatihan ini digelar di beberapa wilayah penghasil sawit utama, termasuk Musi Banyuasin, Musi Rawas, dan Ogan Komering Ilir. Pesertanya meliputi petani sawit rakyat, kelompok tani, hingga keluarga pekebun. Mereka dibimbing secara langsung oleh tenaga pelatih yang berkompeten, dengan metode kombinasi antara teori dan praktik lapangan.

Fokus Pelatihan

Materi yang diberikan cukup beragam, mulai dari pemanfaatan jalan usaha tani, perbaikan sistem drainase, penggunaan alat panen dan pasca panen, hingga cara penyimpanan hasil yang lebih baik. Selain itu, pelatihan juga menekankan pentingnya pemetaan lahan secara digital untuk mendukung program peremajaan sawit rakyat dan menghindari konflik batas kebun.

“Kami ingin para pekebun tidak hanya memahami teknik budidaya, tetapi juga mampu mengelola infrastruktur kebun secara efektif. Hal ini akan berdampak besar terhadap efisiensi dan mutu produksi,” jelas Lisa Marianah dari Bapeltan Jambi.

Perwakilan BPDP Suhari menambahkan bahwa keberhasilan pengelolaan sarana dan prasarana merupakan bagian penting dari upaya menjaga keberlanjutan industri sawit. “Petani sawit rakyat memegang peran vital. Melalui penguatan SDM, kita mendorong mereka agar lebih kompetitif, baik dari segi produktivitas maupun keberlanjutan lingkungan,” ungkapnya.

Dampak Bagi Pekebun

Peserta pelatihan menyambut positif kegiatan ini. Banyak di antara mereka mengaku baru memahami pentingnya perawatan infrastruktur kebun serta manfaat pemetaan digital bagi pengembangan usaha tani. Mereka menilai materi yang diberikan sangat relevan dengan kebutuhan sehari-hari di lapangan.

Meski begitu, sejumlah tantangan tetap ada, seperti keterbatasan modal untuk perbaikan sarana maupun akses terhadap peralatan modern. Oleh karena itu, para petani berharap kegiatan serupa dapat diikuti dengan pendampingan lanjutan serta dukungan dari pemerintah maupun lembaga keuangan.

Sinergi untuk Sawit Nasional

Kolaborasi BPDP dan Bapeltan Jambi ini sekaligus menjadi bukti pentingnya kerja sama lintas sektor dalam membangun perkebunan sawit rakyat. Dengan pelatihan yang berkelanjutan, diharapkan petani dapat meningkatkan produktivitas, menjaga kualitas hasil, sekaligus memenuhi tuntutan pasar global yang semakin menekankan aspek ramah lingkungan.

Ke depan, program pelatihan ini direncanakan untuk terus diperluas, sehingga semakin banyak pekebun sawit rakyat yang mampu mengelola kebunnya secara profesional dan berkelanjutan. Dengan begitu, sawit rakyat bukan hanya berkontribusi pada pendapatan petani, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen sawit terbesar di dunia.