Basolang Nanjak, Tradisi Lokal Mendukung Swasembada Pangan

Sarolangun, 15 September 2025 – Basolang Nanjak, baselang nugal, atau juga merejam jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah menanam padi secara gotong royong. Caranya yaitu, melobangi tanah dengan tongkat kayu (tugal) dan dimasukan bulir gabah.

Kegiatan ini umumnya untuk padi huma atau ladang. Beberapa daerah, prosesi ini berlangsung dengan melihat bintang. Akan tetapi pada umumnya prosesi tanam padi ladang ini dilakukan saat telah ada hujan.

Namun, kondisi kemarau basah saat ini mendukung produktivitas pertanian, berdampak pada jadwal tanam yang lebih cepat dari tahun-tahun lalu.

Bagi masyarakat Kabupaten Sarolangun, kegiatan ini memiliki nilai sosial yang tinggi, masyarakat saling membantu satu sama lain. Kaum laki-laki bertugas membuat lobang di tanah, sedangkan kaum wanita mengisi benih. Muda-mudi saling berbalas pantun. Basolang nanjak menjadi ajang tebar pesona. Basolang nanjak menjadi momen mempererat kekeluargaan dan persaudaraan.

Menariknya, bubur ayak menjadi pembeda dari acara gotong-royong lain. Bubur ini juga dikenal sebagai bubur saring, dibuat dengan cara adonan tepung beras atau terigu yang ditekan atau digosok melalui ayakan atau cetakan cendol agar membentuk butiran-butiran yang jatuh ke dalam santan mendidih yang dicampur gula merah, sehingga teksturnya kenyal dan lembut yang dimasak pada saat prosesi nanjak.

Kalau dahulu, lahan padi ladang masyarakat luas-luas, perlu banyak orang untuk menanam. Saat ini lahan tiga hektare digarap lima sampai enam keluarga. “Jika padi bagus, bisalah bertahan tidak beli beras sampai musim tanam tahun depan,” ujar salah satu warga. Lebih lanjut dikatanya, areal sawit seperti ini, kami hanya bisa menanam sampai tiga kali, setelah sawitnya berumur tiga tahun kami pindah ke areal lain.

Mempertahan kearifan lokal basolang nanjak sama artinya menjaga ekosistim. Selaras dengan itu, Bupati Sarolangun, H. Hurmin, SE dalam sambutan pada acara Tanam Perdana Padi Ladang beberapa waktu yang lalu, mengatakan bahwa kegiatan penanaman padi gogo merupakan langkah nyata pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan daerah. Program ini diharapkan dapat meningkatkan produksi beras lokal sekaligus memberikan kesejahteraan bagi para petani di Sarolangun.

Ketahanan pangan daerah hanya dapat dicapai jika petani memiliki semangat yang dibarengi dengan fasilitas modern. Karena itu, pemerintah berkomitmen untuk terus mengawal program modernisasi pertanian agar produktivitas pertanian Sarolangun semakin meningkat.

Saat ini, penanaman padi ladang hanya pada areal peremajaan tanaman karet atau kelapa sawit. Lahan-lahan sepanjang aliran sungai yang biasanya diperuntuk untuk tanaman semusim, tidak luput pula berubah fungsi menjadi lahan perkebunan sawit.

Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sebagai agen perubahan, garda terdepat wakil pemerintah di sektor pertanian, tidak akan mampu menahan layu perubahan alih fungsi tersebut. Perlu dukungan PERDES, PERDA yang mendukung undang-undang utama PLP2B.

Oleh : Muhammad Syakwan