Kolaborasi Lapas dan UPT Kementan: Dorong Kemandirian Warga Binaan Lewat Program Pertanian Terpadu

Jambi, 18 September 2025 – Sebagai langkah strategis dalam meningkatkan ketahanan pangan serta memberdayakan narapidana, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Jambi resmi menjalin kerja sama dengan Bapeltan Jambi selaku Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pertanian. Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang disaksikan langsung oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Jambi, Hidayat.

Kerja sama ini bertujuan memberikan pembinaan kemandirian berbasis pertanian kepada warga binaan, dengan fokus pada kegiatan yang produktif dan berorientasi masa depan. Salah satu program utama yang akan dilaksanakan adalah budidaya jamur tiram yang dikembangkan dengan pendekatan smart farming—sebuah metode pertanian berbasis teknologi modern yang efisien dan ramah lingkungan.

Pihak Lapas berharap Bapeltan Jambi dapat memberikan pendampingan teknis secara menyeluruh agar proyek budidaya jamur tiram ini dapat berjalan optimal. Sistem pertanian yang terintegrasi dengan teknologi seperti pengatur kelembapan otomatis, pemantauan suhu, serta pencatatan data digital akan diterapkan untuk menciptakan model pertanian yang inovatif di lingkungan pemasyarakatan.

Tak hanya itu, kerja sama ini juga meliputi pengembangan sektor hilirisasi hasil perkebunan, terutama kelapa dalam. Potensi besar dari komoditas ini akan dimaksimalkan dengan mengolahnya menjadi berbagai produk bernilai jual tinggi seperti pengolahan air kelapa, minyak kelapa murni, produk pangan olahan, serta pemanfaatan limbah tempurung menjadi briket atau kerajinan.

Kepala Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Jambi, Sugeng Mulyono, menegaskan kesiapan pihaknya untuk mendukung penuh pelaksanaan program tersebut. “Kami akan hadir melalui pelatihan, pendampingan teknis, serta evaluasi rutin agar kegiatan ini tidak hanya berjalan, tapi juga berkembang menjadi unit usaha produktif yang berkelanjutan bagi warga binaan,” ujarnya.

Sugeng menambahkan bahwa pelatihan yang diberikan kepada warga binaan akan disesuaikan dengan standar pelatihan pertanian modern yang juga diterapkan di kalangan petani umum. Tujuannya, agar para narapidana memiliki keterampilan praktis yang bisa dimanfaatkan ketika mereka telah selesai menjalani masa hukuman.

Melalui kolaborasi ini, Lapas Kelas II A Jambi diharapkan dapat menjadi percontohan bagi lapas lain dalam mengintegrasikan program pembinaan dengan sektor pertanian produktif. Selain menciptakan kegiatan positif selama masa pembinaan, program ini juga membuka peluang ekonomi baru yang dapat mendukung kemandirian pasca-pembebasan.

Dalam waktu dekat, tim teknis dari Bapeltan akan melakukan survei dan pemetaan kebutuhan sarana serta prasarana yang dibutuhkan. Seluruh program akan dilaksanakan secara bertahap dan terukur, dengan tujuan akhir menciptakan ekosistem pertanian terpadu di dalam lingkungan pemasyarakatan.

Sinergi lintas lembaga ini menjadi bukti bahwa pembinaan warga binaan dapat dilakukan secara kreatif dan konstruktif, serta memberikan kontribusi nyata bagi ketahanan pangan dan pembangunan sektor pertanian nasional.