Widyaiswara Didorong Perkuat Mutu Lembaga Pelatihan Melalui Bimtek Asesor Akreditasi

Jakarta, 15 September 2025 – Komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) pertanian terus diwujudkan melalui berbagai program pelatihan. Salah satunya adalah kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Asesor Akreditasi Pelatihan yang diselenggarakan oleh Pusat Pelatihan Pertanian. Kegiatan ini secara khusus menghadirkan para widyaiswara dari berbagai balai dan pusat pelatihan pertanian di Indonesia untuk dibekali peran strategis sebagai asesor dalam proses akreditasi lembaga pelatihan.

Peran Strategis Akreditasi

Dalam sambutannya, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Tedy Dirhamsyah menegaskan bahwa akreditasi pelatihan bukanlah sekadar administrasi atau formalitas, melainkan instrumen penting untuk memastikan mutu lembaga pelatihan. Dengan adanya asesor yang kompeten, proses penilaian akan berjalan objektif, transparan, serta memberikan rekomendasi yang relevan bagi peningkatan mutu lembaga.

“Mutu pelatihan pertanian sangat ditentukan oleh tiga hal: sarana, kurikulum, dan tenaga pendidik. Namun, tanpa adanya sistem akreditasi yang kuat, standar itu sulit dijaga. Karena itu, kehadiran asesor yang profesional menjadi kunci dalam menjaga kualitas lembaga pelatihan kita,” ungkapnya.

Bimtek ini menyajikan beragam materi yang dirancang komprehensif. Para peserta mempelajari mulai dari regulasi dan kebijakan akreditasi pelatihan, metode penilaian kelembagaan, hingga teknik penyusunan instrumen akreditasi yang sesuai standar nasional.
Selain itu, sesi praktik juga disiapkan berupa simulasi asesmen lapangan, di mana peserta diminta menilai lembaga pelatihan secara langsung dengan instrumen yang telah dipelajari. Kegiatan ini membantu para widyaiswara memahami secara nyata tantangan dan prosedur akreditasi yang akan mereka jalankan nantinya.

Tidak hanya materi teknis, narasumber juga memberikan wawasan terkait pentingnya integritas, profesionalisme, dan independensi seorang asesor. Hal ini menjadi poin penting agar setiap keputusan yang dihasilkan benar-benar mencerminkan kondisi riil lembaga pelatihan, bukan sekadar formalitas penilaian.

Suara dari Peserta

Bagi para widyaiswara, bimtek ini dinilai sebagai kesempatan berharga untuk meningkatkan kompetensi sekaligus memperluas peran mereka. Salah seorang peserta Henry dari Balai Pelatihan Pertanian Jambi menuturkan bahwa pengalaman ini memberikan pemahaman baru mengenai standar mutu pelatihan.
“Kami tidak hanya diajarkan teori, tetapi juga langsung praktik. Dengan cara ini, kami jadi lebih percaya diri untuk menjalankan tugas sebagai asesor nantinya. Harapannya, pengetahuan ini dapat kami terapkan agar lembaga pelatihan semakin berkualitas dan berdaya saing,” katanya.

Dampak Jangka Panjang

Pusat Pelatihan Pertanian berharap, setelah mengikuti bimtek ini, para widyaiswara dapat membentuk jejaring asesor yang solid di seluruh Indonesia. Dengan demikian, sistem akreditasi pelatihan pertanian akan semakin kuat, konsisten, dan berkelanjutan.
Lebih jauh lagi, peningkatan kualitas asesor diyakini akan berdampak pada SDM pertanian Indonesia secara keseluruhan. Melalui lembaga pelatihan yang terakreditasi dengan baik, petani, penyuluh, hingga pelaku usaha pertanian dapat memperoleh materi pelatihan yang relevan, aplikatif, dan sesuai dengan kebutuhan zaman.

“Tujuan akhir dari semua ini adalah menghadirkan tenaga pertanian yang unggul, adaptif terhadap teknologi, serta siap menghadapi tantangan global. Dengan mutu pelatihan yang terjamin, kita bisa lebih optimis bahwa sektor pertanian akan semakin maju,” pungkas Kepala Pusat Pelatihan Pertanian.

Komitmen Berkelanjutan

Penyelenggaraan bimtek ini menjadi bukti nyata bahwa pemerintah melalui Pusat Pelatihan Pertanian tidak hanya fokus pada pembangunan fisik atau infrastruktur pelatihan, tetapi juga pada penguatan kapasitas SDM pelatihannya. Dengan langkah berkesinambungan ini, diharapkan lembaga pelatihan pertanian di Indonesia semakin profesional, adaptif, dan mampu mencetak generasi petani modern yang berdaya saing tinggi.